KPI Gelar Seminar, Optimalkan Teknologi Digital sebagai Media Penyiaran
Semakin cepatnya penyebaran informasi dalam berbagai media, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) menggelar seminar nasional. Diikuti oleh mahasiswa KPI, seminar tersebut dilaksanakan di Gedung Perpustakaan lantai 4 IAIN Kudus, Kamis (06/07/2023).
Mengangkat tema "Manajemen Media Komunikasi Kreatif dan Produktif dalam Penyiaran", seminar tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Dekan I FDKI, Dr. Ahmad Zaini, Lc., M.S.I., Wakil Dekan II FDKI, Farida, M.S.I., dan dua pemateri yaitu pimpinan Betanews.id, Suwoko, S.Pd., strategic content manager Solopos Media Group, Damar Sri Prakoso, S.S.. Seminar tersebut berjalan lancar dengan membahas perkembangan teknologi hingga setel ulang kompetisi dasar penyiaran.
Wakil Dekan I FDKI, Ahmad Zaini mengatakan bahwa teknologi semakin tahun akan semakin berkembang, terbukti dengan banyaknya platform media yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat. Keberadaan media juga mengikat sistem pemerintahan, politik, sosial, dan budaya yang dapat dikonsumsi secara global.
"Teman-teman ini adalah generasi z yang multitalenta dan dikenal sebagai penggunaan media sosial, tentu hal itu menjadi problem tersendiri jika tak dibenarkan. Harus bisa menjadi pengguna media yang baik dan bijak," terangnya.
Senada dengan Zaini, Suwoko menceritakan pengalamannya dalam menggunakan kecanggihan teknologi dari tahun ke tahun. Dimana saat 2003 dirinya harus mencatat link di buku dari platform yang memberikan informasi, ditambah saat itu kecepatan jaringan informasi belum sepesat sekarang.
Lebih lanjutnya, Suwoko memberikan alasan kenapa tetap dibutuhkan platform media jurnalistik ditengah banyaknya masyarakat bisa bebas membagikan informasi. Menurutnya tidak semua orang bisa menyuguhkan informasi dengan tepat dan baik, sehingga keberadaan jurnalis memang diperlukan untuk memberikan informasi dan validasi terhadap peristiwa yang sedang terjadi.
"Saat ini kita sedang berada di fase banjir informasi, tiba-tiba muncul di beranda sehingga perlu adanya filter tersendiri dari kita," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Damar Sri Prakoso menjelaskan bahwa seorang jurnalis harus menguasai tiga prinsip, yaitu knowledge, skill, dan attitude. Baginya pengetahuan seorang jurnalis dapat dibedakan menjadi dua, melalui pengetahuan payung hukum dan pengetahuan umum. Sedangkan skill dapat dibuktikan dengan tingginya jam terbanyak, sehingga tulisan yang buat akan semakin bagus. Tidak hanya itu, jurnalis juga harus memperhatikan attitude, bagaimana jurnalis harus bersikap saat menemui narasumber.
"Makanya kompetensi dasar itu harus dikuasai," ucap Damar.
Dilain sisi, Damar juga membagikan tips untuk menulis naskah radio yang benar, yaitu dengan write the way you talk, keep it short, kelengkapan 5W+1H, dan sumber informasi yang jelas. Menurutnya penulisan naskah yang bagus juga akan menentukan seberapa banyak pendengarnya.
"Sebutkan sumber informasi dalam naskah radio, apakah hasil wawancara atau dari media lain, jurnal, buku, atau media sosial. Kita tidak boleh mencuri informasi dari manapun," tuturnya. (Nad)